Rabu, Agustus 26, 2009

Harga Sebuah Mimpi

Oleh : Ramdiyah

Pernah kah anda mengukur atau menghitung berapa cost yang kita keluarkan untuk memiliki sebuah mimpi? Pasti kita punya jawaban yang sama, yaitu zero alias gratis! Ya, mimpi bukanlah suatu barang yang mahal, setiap orang bisa memilikinya dan tak sepeserpun biaya yang perlu kita keluarkan untuk memiliki sebuah mimpi, jangankan berlibur kepulau bali, tur keliling dunia sekalipun bisa kita lakukan dengan gratis tis, tentu saja dengan catatan, itu hanya sebuah mimpi.

Akantetapi, pasti lain ceritanya bila kita menginginkan mimpi itu menjadi sebuah kenyataan. Sudah barang tentu ada harga yang harus kita bayar, entah itu dengan tenaga, materi, bahkan mungkin nyawa sekalipun.

Dan untuk sebuah mimpi yang sama, bisa memiliki harga yang jauh berbeda. Karena, harga sebuah mimpi ditentukan bukan oleh apa isi mimpi itu, tetapi lebih kepada identitas kita sebagai pemilik mimpi tersebut.

Bandinkan saja dua orang bocah kecil yang sama-sama bermimpi memiliki sebuah sepeda baru, walaupun impian mereka persis sama, namun harga mimpi keduanya sangat jauh berbeda, karena identitas merekapun jauh berbeda. Yang satu berasal dari keluarga berada sedangkan yang satunya seorang bocah jalanan yang tak pernah tau siapa orang tuanya.

Bisa kita tebak, mimpi bocah kedua jauh lebih mahal harganya. Untuk mewujudkan impianya itu, ia harus berusaha keras , mencari nafkah dijalanan, laksana memecah karang dengan tangan telanjang dan terkepal. Sebaliknya, harga mimpi bocah pertama sangat murah. Ia tak perlu bersusah payah untuk mewujudkan mimpinya itu, cukup menyampaikan impianya pada sang papa, dalam tempo yang singkat, mimpinya menjadi sebuah kenyataan, begitu mudahnya , semudah ia membalikan telapak tangan.

Hampir setiap diri memiliki mimpi, demikin halnya saya, impian yang saya miliki mungkin sederhana bagi sebagian orang, tapi bisa juga dianggap berlebihan oleh sebagian yang lain. Saya yang seorang ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai karyawati mempunyai mimpi an menjadi seorang entrepreneur.

Dan saat impian itu ingin saya wujudkan menjadi sebuah kenyataan, saya sadar bahwa ada harga yang harus saya bayar. Mulai dari yang berbentuk materi, yaitu modal yang harus saya keluarkan untuk merintis sebuah usaha, sampai pikiran, tenaga , dan waktu yang harus saya curahkan untuk menjaga agar usaha saya bisa tetap berjalan.

Dari semua harga yang harus saya bayar, kehilangan waktu bersama suami dan anak-anak tercinta adalah harga termahal . Ini adalah hal terberat yang saya rasakan, namun harga sebuah mimpi tak pernah bisa ditawar. Bayar, atau kita biarkan semua tetap menjadi impian.

Motivasi Kasih Ibu

Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya

Suaminya sudah lama meninggal karena sakit Sang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya. Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan banyak lagi

Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, Namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan: “Tuhan tolong sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa lagi

Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati”

Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya, sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya

Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkap Kemudian dia dibawa ke hadapan raja utk diadili dan dijatuhi hukuman pancung pengumuman itu diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan hari di depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi

Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu dia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan “Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosa nya”

Dengan tertatih tatih dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan Tapi keputusan sudah bulat, anakknya harus menjalani hukuman

Dengan hati hancur, ibu kembali ke rumah Tak hentinya dia berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur karena kelelahan Dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan

Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berbondong2 manyaksikan hukuman tersebut Sang algojo sudah siap dengan pancungnya dan anak sudah pasrah dengan nasibnya

Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba

Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang sudah lewat lima menit dan suasana mulai berisik, akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang

Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada Saat mereka semua sedang bingung, tiba2 dari tali lonceng itu mengalir darah Darah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat

Dengan jantung berdebar2 seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah

Tahukah anda apa yang terjadi?

Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah dia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonceng tidak berbunyi, dan sebagai gantinya, kepalanya yang terbentur di dinding lonceng

Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata Sementara si anak meraung raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan Menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng Memeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya

Demikianlah sangat jelas kasih seorang ibu utk anaknya Betapapun jahat si anak, ia tetap mengasihi sepenuh hidupnya.

Marilah kita mengasihi orang tua kita masing masing selagi kita masih mampu karena mereka adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di dunia ini

Sesuatu untuk dijadikan renungan utk kita..

Agar kita selalu mencintai sesuatu yang berharga yang t ida k bisa dinilai dengan apapun

There is a story living in us that speaks of our place in the world

It is a story that invites us to love what we love and simply be ourselves

Ambillah waktu untuk berpikir, itu adalah sumber kekuatan Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati Ambillah waktu untuk memberi, itu membuat hidup terasa berarti Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan

Gunakan waktu sebaik mungkin, karena waktu tidak akan bisa diputar kembal

Jumat, Juli 24, 2009

Dalam 7 Hari yang Telah Lalu

Hari per-1, tahajudku tetinggal Dan aku begitu sibuk akan duniaku Hingga zuhurku, kuselesaikan saat ashar mulai memanggil Dan sorenya kulewati saja masjid yang mengumandangkan azan magrib Dengan niat kulakukan bersama isya itupun terlaksana setelah acara tv selesai

Hari ke-2, tahajudku tertinggal lagi Dan hal yang sama aku lakukan sebagaimana hari pertama

Hari ke-3 aku lalai lagi akan tahujudku Temanku memberi hadiah novel best seller yang lebih dr 200 hlmn Dalam waktu tidak sampai 1 hari aku telah selesai membacanya Tapi... enggan sekali aku membaca Al-qur'an walau cuma 1 juzz Al-qur'an yg 114 surat, hanya 1,2 surat yang kuhapal itupun dengan terbata-bata Tapi... ketika temanku bertanya ttg novel tadi betapa mudah dan lancarnya aku menceritakan

Hari ke-4 kembali aku lalai lagi akan tahajudku Sorenya aku datang ke selatan Jakarta dengan niat mengaji Tapi kubiarkan ustazdku yang sedang mengajarkan kebaikan Kubiarkan ustadzku yang sedang mengajarkan lebih luas tentang agamaku Aku lebih suka mencari bahan obrolan dengan teman yangg ada disamping kiri & kananku Padahal ba’da magrib tadi betapa sulitnya aku merangkai Kata-kata untuk kupanjatkan saat berdoa

Hari ke-5 kembali aku lupa akan tahajudku Kupilih shaf paling belakang dan aku mengeluh saat imam sholat jum'at kelamaan bacaannya Padahal betapa dekat jaraknya aku dengan televisi dan betapa nikmat, serunya saat perpanjangan waktu sepak bola favoritku tadi malam

Hari ke-6 aku semakin lupa akan tahajudku Kuhabiskan waktu di mall & bioskop bersama teman2ku Demi memuaskan nafsu mata & perutku sampai puluhan ribu tak terasa keluar Aku lupa.. waktu diperempatan lampu merah tadi Saat wanita tua mengetuk kaca mobilku Hanya uang dua ratus rupiah kuberikan itupun tanpa menoleh

Hari ke-7 bukan hanya tahajudku tapi shubuhkupun tertinggal Aku bermalas2an ditempat tidurku menghabiskan waktu Selang beberapa saat dihari ke-7 itu juga Aku tersentak kaget mendengar khabar temanku kini Telah terbungkus kain kafan padahal baru tadi malam aku bersamanya & ¾ malam tadi dia dengan misscallnya mengingat aku ttg tahajud

kematian kenapa aku baru gemetar mendengarnya? Padahal dari dulu sayap-sayapnya selalu mengelilingiku dan Dia bisa hinggap kapanpun dia mau

¼ abad lebih aku lalai.... Dari hari ke hari, bulan dan tahun Yang wajib jarang aku lakukan apalagi yang sunah Kurang mensyukuri walaupun KAU tak pernah meminta Berkata kuno akan nasehat ke-2 orang tuaku Padahal keringat & airmatanya telah terlanjur menetes demi aku

Tuhan andai ini merupakan satu titik hidayah Walaupun imanku belum seujung kuku hitam Aku hanya ingin detik ini hingga nafasku yang saat nanti tersisa Tahajud dan sholatku meninggalkan bekas Saat aku melipat sajadahku.....

Juragan Garam

Alkisah seorang Juragan Garam terkaya di Madura ingin melihat Ibukota Jakarta. Ia memutuskan untuk pergi ke Jakarta dengan menggunakan pesawat terbang. Setelah tiket berada ditangan dia langsung menuju pesawat dan langsung duduk di Business Class. Tidak lama berselang, seorang Businessman naik pesawat dan mendapati kursinya telah diduduki oleh penumpang lain, maka terjadilah dialog seperti berikut:

Businessman: Ma'af pak, ini tempat duduk saya. Madura: Sampeyan siapa (tanya Madura kepada Businessman) Businessman: Saya penumpang. Madura: Lho sesama penumpang kok ser-ngoser. Itu kan masih banyak kursi yang lain. Sampeyan duduk saja disana.

Karena tidak ingin terjadi keributan maka si Businessman menemui Pramugari dan mengadukan hal tersebut. Dan setelah mengecek tiket milik Businessman, si Pramugari menghampiri si Madura. Pramugari: Ma'af pak, Bapak tidak boleh duduk di sini. Tempat Bapak dibagian lain. Madura: Sampeyan siapa (tanya Madura kepada Pramugari) Pramugari : Saya Pramugari Madura: Apa itu Pramugari saya ndak tahu, apa kerjaan sampeyan? Pramugari: Saya bertugas melayani Bapak. Madura: Lho sampeyan tugasnya melayani saya kok ser-ngoser. Saya ndak mau! hardik si Madura.

Karena kehabisan akal si Pramugari menjumpai Kapten dan mohon bantuan atas perihal tersebut. Kapten pun mendatangi siMadura.

Kapten: Ma'af pak, tempat duduk ini milik Bapak yang itu, jadi Bapak harus duduk di tempat lain. Madura: Sampeyan siapa (tanya si Madura kesal) Kapten: Saya pilot. Madura : Apa itu pilot, apa kerja sampeyan. Kapten: Saya yang nyopir pesawat ini. Madura: Saya naik bis nda pernah di-ser-oser sama sopir. Pokoknya saya mau duduk di sini.

Akhirnya semua kehabisan akal dengan ulah si Madura. Tapi untunglah penumpang terakhir yang baru naik adalah mBok Bariyah. Langsung saja Pramugari menceritakan hal tersebut dan minta pertolongan kepada mBok Bariyah untuk berbicara kepada si Madura.

Pramugari: Eh, mBok Bariyah, Selamat Siang mBok, tolong saya ya, ada penumpang yang bikin repot nih. MBok Bariyah: Penumpang yang mannah. Pramugari: Itu, Bapak yang dari Madura itu, harusnya duduk di Kelas Ekonomi tapi dia terlanjur duduk ditempatnya Bapak ini. MBok Bariyah: Oooh, gampang itu, serahkan saja ambek saya, pokoknya ditanggung bes rebes. Serta merta MBok Bariyah menghampiri Bapak Madura. MBok Bariyah: He... he... he, pak sampeyan mau kemana? Madura: Oh, saya entar ke nJakarta. MBok Bariyah: Lho... sampeyan salah pak, tempat duduk ini untuk tujuan Medan kalau Jakarta tempatnya , disebelah belakang. Itu tempat sampeyan masih kosong. Madura : Oh... iya..., ini untuk yang mau ke Medan ya.... Terema... terema kasih ya Bik...

Detik-Detik Rasulullah Menjelang Wafat

Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap.

Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya.

Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku." Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu.

Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.

Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah? "Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,"kata jibril.

Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini? "Tanya Jibril lagi."Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril? "Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

" Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. " Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku,umatku, umatku" Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, mampukah kita mencinta sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wasalim 'alaihi.

Tragedi WTC ada dalam QS. At Taubah???

Kemarin aku cukup tercengang mendapat email dari rekan yang mengatakan bahwa tragedi WTC ternyata sudah dituturkan Allah dalam Qs. At Taubah :109...

109. Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim.

Disitu disebutkan keruntuhan sebuah bangunan karena yang mendirikannya adalah orang -orang yang zalim... WTC yang runtuh di kota New York pada tanggal 11/9/2001 berada di jalan JERF HAR telah disebutkan di atas pada kata "JURUFIN HAR" oleh ulama tafsir dulu diterjemahkan sebagai "ditepi jurang yang runtuh" ternyata adalah nama sebuah jalan dikot New York tadi, JERF HAR.

Surat Attaubah terletak pada juzz 11 menunjukkan tanggal 11 kejadian tsb, tgl terjadinya tragedi WTC. Sedangkan angka 9 yang menunjukkan bulan September, sama dengan QS. Attaubah yang berada pada urutan Alquran, dimana surat Attaubah berada pada urutan ke 9. Ayat 109......ternyata jumlah tingkat di gedung WTC ada 109 tingkat..!!! Kejadian tersebut pad atahun 2001, setelah dihitung2, jumlah huruf di Surat At Taubah ada 2001 ayat!!!

Subahanallah.... Ternyata Allah telah memberikan khabarnya 14 abad yang lalu tanpa diketahui oleh manusia. Inikah mukjizat Alqur'an?? Yang telah membuktikan kejadian pada masa yang akan datang?

Misteri Ruang ICU

Ada kejadian aneh di rumah sakit Perawatan Intensif (ICU) ini dimana para pasien selalu meninggal di tempat tidur pada kamar yang sama dan selalu pada Jumat pagi tanpa peduli umur, kelamin, kondisi kesehatan mereka ataupun latar belakang kesehatan.

Hal ini sangat membingungkan para dokter dan beberapa bahkan berpikir bahwa hal ini ada hubungannya dengan supranatural. Mengapa selalu pada hari Jumat dan pada tempat tidur yang sama. Lalu para dokter memutuskan untuk menuntaskan kasus ini dan menyelidiki penyebab dari beberapa kejadian ini...

Begitu tiba hari Jumatnya, semua orang di rumah sakit tersebut dengan tegang menunggu akankah kejadian buruk itu terulang kembali. Lalu terbaringlah pasien baru rumah sakit itu Di sana. Beberapa dokter sudah memegang tasbih, quran,bible bahkan sebagian lagi memegang salib kayu dan benda-benda suci lainnya untuk menangkal iblis... Sementara sang pasien masih terbaring di sana.

Seiring waktu berputar...... pukul 08:00.... 08:30.... tepat sebelum Waktu keramat itu tiba ...... pintu kamar tersebut terbuka...............

Kemudian masuklah Tukimin...part timer cleaning service untuk hari Jumat... Ia langsung mencabut peralatan untuk nafas bantuan dari stop kontaknya lalu menggantinya dengan vacuum cleaner dan mulai membersihkan ruangan....

Kamis, Juli 23, 2009

Meraih Kesuksesan dengan 7 B

Abdullah Gymnastiar

Harta, pangkat, dan jabatan yang sering kali dijadikan tolak ukur kesuksesan, dalam praktiknya kerap menjerumuskan orang pada kesesatan.

Semoga Allah Yang Mahaagung mengaruniakan kepada kita kehati-hatian atas kesuksesan. Sebab, orang yang diuji dengan kegagalan ternyata lebih mudah berhasil dibandingkan mereka yang diuji dengan kesuksesan.

Banyak orang yang tahan menghadapi kesulitan, tapi sedikit orang yang tidak tahan ketika menghadapi kemudahan. Ada orang yang bersabar ketika tidak mempunyai harta, tapi banyak orang yang tidak bisa mengendalikan diri saat dikaruniai harta yang melimpah. Ternyata, harta, pangkat, dan jabatan yang sering kali dijadikan tolak ukur kesuksesan, dalam praktiknya kerap menjerumuskan orang pada kesesatan.

Apa sebenarnya kesuksesan itu? Boleh jadi setiap orang memiliki pandangan berbeda mengenai kesuksesan. Namun secara sederhana, sukses bisa dikatakan sebagai keberhasilan akan tercapainya sesuatu yang telah ditargetkan. Dalam pandangan Islam, kesuksesan tidak sekadar aspek dunia belaka, tapi menyentuh pula aspek akhirat.

Kesuksesan, setidaknya mencakup lima hal. Pertama, kalau aktivitas yang kita lakukan menjadi suatu amal. Apalah artinya kita banyak berbuat kalau tidak bernilai amal. Kedua, bila nama kita semakin baik. Apalah artinya kita mendapatkan uang, mendapatkan harta atau kedudukan kalau nama kita coreng-moreng. Ketiga, kalau kita terus bertambah ilmu, pengalaman, dan wawasan. Apalah artinya jika harta bertambah, tetapi ilmu dan pahala tidak bertambah. Bila ini yang terjadi, kita hanya akan terjebak oleh harta yang kita miliki.

Keempat, kita disebut sukses kalau kita dapat menjalin silaturahmi dengan orang lain, sehingga bertambah saudara. Apalah artinya mendapatkan uang dan kedudukan, tetapi musuh kita bertambah banyak. Dengan terjalin silaturahmi, insya Allah akan semakin banyak orang yang mencintai kita. Bila orang sudah cinta, maka ia akan mengerahkan ilmunya untuk menambah ilmu kita, mencurahkan wawasannya untuk mengembangkan wawasan kita, serta memberikan tenaga dan hartanya untuk melindungi kita.

Kelima, kita disebut sukses bila pekerjaan yang kita lakukan dapat memberikan manfaat yang besar kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya". Semakin banyak menjadi jalan kesuksesan bagi orang lain, maka semakin sukseslah diri kita.

Pada hakikatnya kesuksesan itu milik setiap orang. Yang menjadi masalah, tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkan kesuksesan itu. Setidaknya ada tujuh formula yang dapat kita lakukan untuk meraih kesuksesan tersebut. Saya menyebutnya dengan 7B. Ketujuh teknik ini harus ada semuanya, jika salah satu tidak ada, maka belum bisa dikatakan sebuah kesuksesan.

B pertama, beribadah dengan benar. Ibadah adalah fondasi dari niat, fondasi dari track yang akan kita buat. Siapapun yang ingin membangun kesuksesan, ia harus memperbaiki ibadahnya. Perbaiki, terus perbaiki ibadah. Siapa yang akan membimbing kita jika ibadah kita buruk? Siapa yang akan melindungi kita dari ketergelinciran kalau ibadah kita tidak jalan? Bukankah Allah SWT berjanji akan menolong orang-orang yang ibadahnya baik. Intinya, ibadah adalah fondasi yang akan membuat kita agar senantiasa terjaga dalam jalur yang tepat.

B kedua, berakhlak baik. Akhlak yang baik adalah bukti dari ibadah yang benar. Apapun yang kita lakukan, kalau dilandasi akhlak yang buruk niscaya akan berakhir dengan kehancuran. Apa yang dimaksud akhlak yang baik itu? Merespons segala sesuatu dengan sikap yang terbaik.

B ketiga, belajar tiada henti. Karena itu, pertanyaan yang harus kita ajukan adalah apakah kita menyukai belajar? Setiap hari masalah bertambah, kebutuhan bertambah, dan situasi berubah. Bagaimana mungkin kita menyikapi situasi yang terus berubah dengan ilmu yang tidak bertambah!

B keempat, bekerja keras dengan cerdas dan ikhlas. Curahan keringat tak selalu identik dengan kesuksesan. Berpikir cerdas adalah merupakan bagian dari kerja keras. Pada prinsipnya, sebuah hasil yang maksimal akan diraih bila kita mampu mengaktualisasikan ibadah, akhlak, dan ilmu kita dalam pekerjaan yang berkualitas.

B kelima, bersahaja dalam hidup. Ini poin yang sangat penting. Banyak orang bekerja keras dan mendapatkan apa yang dia inginkan, tetapi dia tidak dapat mengendalikan dirinya. Bersahaja itu bukan miskin, bersahaja adalah menggunakan sesuatu sesuai keperluan. Dengan bersahaja kita akan memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tidak diperbudak keinginan.

B keenam, bantu sesama. Gemar membantu orang lain adalah tanda kesuksesan. Kita harus gigih agar kelebihan yang kita miliki dapat menjadi nilai tambah bagi sesama.

B ketujuh, bersihkan hati selalu. Bila hati kita berpenyakit, maka akan tumbuh rasa ujub, ria, sum'ah, takabur, dan lainnya. Kondisi ini akan membuat amal-amal kita tidak berarti; tidak indah lagi di dunia dan tidak berkah lagi untuk akhirat. Allah SWT berfirman, Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat (QS. Asy-Syu'ara: 88-89).

Andaikata formula ini kita lakukan dengan baik, Insya Allah akan berdampak untuk kesuksesan diri, berdampak pada lingkungan, dan pada saat yang sama berdampak pula pada kesuksesan kita di akhirat. Wallahu a'lam bishawab

Menghafal Alqur'an

Di Arab Saudi gerakan menghafal Alquran masuk ke mana-mana termasuk penjara yang bisa mendapatkan remisi, untuk kasus narkoba bagi remaja juga diwajibkan untuk menghapal Alquran sebagai sanksi. Hafal Alquran mestinya memang tak mengenal waktu dan usia.

Gerakan menghafal biasa dilakukan anak-anak, remaja, dan dewasa 40 tahunan. Namun, kali ini berbeda. Muhammad Abdullah Musa yang sudah berusia 70 tahun berhasil menyelesaikan hafalan Alqurannya dan lulus dengan penghargaan dari Lembaga Tahfizul Quran, Jeddah, dengan nilai 91. Acara diselenggarakan hari Kamis, 16 Juli kemarin di Masjid Raja Abdul Aziz, Jeddah.

"Ketika saya masih muda, saya sudah menghafal dua juz Alquran tetapi kemudian lupa karena problema hidup," kata Musa seperti dikutip harian Arab News edisi akhir pekan kemarin.

Bagaimana pun, kecintaannya kepada Alquran mendorongnya terus untuk menyelesaikan hafalan Alquran secara utuh dan penuh, meski usia tak lagi muda dan mulai terkendala faktor ingatan. Sebab, hafalan Alquran yang lupa akan menumpuk dosa. Maka, ia kemudian bergabung dengan program-program khusus yang diadakan di masjid pada malam hari untuk laki-laki tua. "Hal ini memberi orang tua seperti saya dan pekerja di siang hari sebuah kesempatan untuk mempelajari kitab Allah," katanya.

Musa menghafal secara rutin serta mendapat bimbingan dari Masjid Raja Abdul Aziz. Di sini ia berhasil menyelesaikan hapalan 10 juz.

"Pada awalnya saya mengalami kesulitan besar dalam pelafalan dan tajwid, tetapi kemudian dapat teratasi masalahnya," katanya.

Kemudian ia bergabung dengan Lembaga Tahfidzul Quran di Mesjid Salah Karamah, Jeddah, dan berhasil menyelesaikan hapalan 30 juz. "Saya menghapal dua sampai tiga halaman setiap hari. Di malam hari saya pergi ke Mesjid Raja Abdul Aziz Masjid untuk mengulang (takrir) sekitar 2 juz," katanya.

Menurut Musa, ia bisa menyelesaikan hafalan karena dorongan anak dan istri. Walaupun secara usia, dia sudah sangat lanjut. Apalagi jarak antara mesjid yang membinanya dengan rumah tempat tinggalnya berjarak enam kilometer. Dalam usia yang semakin mendekati kematian itu, hafalan Aquran justru memicunya untuk bisa bersama Rasulullah di sorga kelak

Satu Keluarga Lumpuh

Di daerah Jawa Barat tepatnya di Purwakarta empat anak dan suaminya mereka dirawat dan dihidupi hanya oleh seorang ibu mereka ternyata lumpuh sudah puluhan tahun.

Coba bayangkan bagaimana jika semua anak anda menderita lumpuh, tentu anda akan sangat bingung dengan masa depan mereka, dan lebih mengenaskan lagi sang suami yang menjadi tulang punggung keluarga juga menderita lumpuh.

Hal itulah yang kini dialami seorang ibu usia 70 tahun. Namanya Atikah. Di rumahnya yang sederhana, ia dan keluarga lebih banyak berbaring daripada beraktivitas layaknya keluarga besar.

Mak Atikah bersyukur bisa menikah dengan seorang suami yang alhamdulillah baik dan rajin. Walau hanya sebagai pencari rumput, Mak Atikah begitu menghargai pekerjaan yang dilakoni suaminya. Bahkan, tidak jarang, ia membantu sang suami ikut mencari rumput.

Beberapa bulan setelah menikah, tepatnya di tahun 1957, Allah mengaruniai Mak Atikah dengan seorang putera. Ia dan suami begitu bahagia. Ia kasih nama sang putera tercinta dengan nama Entang.

Awalnya, Entang tumbuh normal. Biasa-biasa saja layaknya anak-anak lain. Baru terasa beda ketika anak sulung itu berusia 10 tahun. Waktu itu, Entang sakit panas. Bagi Mak Atikah dan suami, anak sakit panas sudah menjadi hal biasa. Apalagi tinggal di daerah pedesaan yang jauh dari pelayanan medis. Entang pun dibiarkan sakit panas tanpa obat. Panas yang diderita sang anak ternyata kian hebat. Tiba-tiba, Entang merasakan kalau kakinya tidak bisa digerakkan. Setelah dicoba beberapa kali, kaki Entang memang benar-benar lumpuh.

Musibah ini ternyata tidak berhenti hanya di si sulung. Tiga adik Entang pun punya gejala sakit yang sama dengan sang kakak. Dan semuanya sakit di usia SD atau kira-kira antara 7 sampai 10 tahun. Satu per satu, anak-anak Mak Atikah menderita lumpuh. Usut punya usut, ternyata anak-anak yang tinggal di Desa Cileunca, Kecamatan Bojong, Purwakarta itu sebagian besar terserang penyakit polio. Tapi, semuanya sudah serba terlambat. Lagi pula, apa yang bisa dilakukan Mak Atikah dengan suami yang hanya seorang pencari rumput.

Sejak itu, Mak Atikah mengurus empat anaknya sekaligus seorang diri. Dengan sarana hidup yang begitu sederhana, bahkan sangat kekurangan, keluarga ini mengarungi hidup puluhan tahun dengan kesibukan anak-anak yang lumpuh.

Ujian Allah buat Mak Atikah ternyata tidak berhenti sampai di situ. Di tahun 90-an, giliran suami Bu Atikah yang mengalami musibah. Saat mencari rumput, Pak Didin terjatuh. Orang-orang sekitar pun menggotong Pak Didin pulang. Dan sejak itu, Pak Didin tidak bisa lagi menggerakkan kaki dan tangannya. Ia cuma bisa berbaring. Lalu, bagaimana dengan pemasukan keluarga kalau sang suami tidak lagi bisa berkerja. Bu Atikah pun tidak mau diam. Kalau selama ini ia hanya bisa mengurus anak-anak di rumah, sejak itu, ibu yang waktu itu berusia hampir enam puluh tahun pun menggantikan sang suami dengan pekerjaan yang sama. Di usianya yang begitu lanjut, Bu Atikah mengais rezeki dengan mencari rumput.

Sehari-hari, ia berangkat pagi menuju tanah-tanah kosong yang dipenuhi rumput. Ia kumpulkan rumput-rumput itu dengan sebilah arit, kemudian dibawa ke pemesan. Tidak sampai sepuluh ribu rupiah ia kumpulkan per hari dari mencari rumput. Dan itu, ia gunakan untuk mengepulkan asap dapur rumahnya. Hanya sekadar menyambung hidup. Di bulan Mei tahun ini, sang suami yang hanya bisa berbaring dipanggil Allah untuk selamanya. Kini, tinggal Mak Atikah yang mengurus keempat anaknya yang tidak juga sembuh dari lumpuh.

Allah menguji hambaNya dengan sesuatu yang mungkin sulit untuk dicerna pikiran orang lain. Subhanallah.